Breaking News

Popular News

Enter your email address below and subscribe to our newsletter

Ampuh! Cara Cegah Altitude Sickness Saat Mendaki Gunung di Atas 3.000 mdpl

Share your love

Ampuh! Cara Cegah Altitude Sickness Saat Mendaki Gunung di Atas 3.000 mdpl

Buat kamu yang suka mendaki gunung tinggi, terutama di atas 3.000 mdpl seperti Gunung Semeru, Rinjani, atau Kerinci, pasti pernah dengar istilah altitude sickness. Kondisi ini bukan cuma bikin perjalanan jadi nggak nyaman, tapi juga bisa berbahaya kalau diabaikan. Artikel ini akan membahas tuntas tentang apa itu altitude sickness gunung, kenapa bisa terjadi, dan yang paling penting: bagaimana cara mencegahnya secara ampuh!

Apa Itu Altitude Sickness Gunung?

Definisi dan Jenis-Jenisnya

Altitude sickness atau penyakit ketinggian adalah kondisi ketika tubuh tidak mampu beradaptasi dengan lingkungan yang memiliki kadar oksigen rendah, umumnya terjadi saat berada di ketinggian di atas 2.500–3.000 mdpl.

Jenis-jenisnya meliputi:

  • AMS (Acute Mountain Sickness): Gejala ringan seperti pusing, mual, lelah, dan susah tidur.
  • HAPE (High Altitude Pulmonary Edema): Penumpukan cairan di paru-paru, menyebabkan sesak napas.
  • HACE (High Altitude Cerebral Edema): Pembengkakan otak karena ketinggian, gejalanya bisa berupa kebingungan, halusinasi, bahkan kehilangan kesadaran.

Mengapa Altitude Sickness Bisa Terjadi?

Kadar oksigen semakin tipis seiring meningkatnya ketinggian. Tubuh perlu waktu untuk menyesuaikan diri, dan jika pendakian dilakukan terlalu cepat tanpa aklimatisasi yang cukup, risiko terkena altitude sickness meningkat drastis.

Ciri-Ciri Awal Altitude Sickness Gunung

Tanda-Tanda Fisik

  • Pusing atau sakit kepala
  • Mual dan muntah
  • Kelelahan ekstrem
  • Hilang nafsu makan
  • Sulit tidur
  • Sesak napas saat istirahat

Tanda-Tanda Bahaya yang Harus Diwaspadai

  • Jalan sempoyongan
  • Bicara kacau atau kehilangan orientasi
  • Batuk berdarah (HAPE)
  • Kejang-kejang atau pingsan (HACE)

Penyebab dan Faktor Risiko Altitude Sickness Gunung

1. Mendaki Terlalu Cepat

Naik gunung buru-buru tanpa memberi waktu tubuh beradaptasi jadi penyebab paling umum.

2. Kurang Asupan Oksigen

Di atas 3.000 mdpl, kandungan oksigen di udara hanya sekitar 60-70% dari kadar normal di permukaan laut.

3. Faktor Fisik dan Kesehatan

Kondisi tubuh yang tidak fit, dehidrasi, dan tidur kurang bisa memperbesar risiko.

4. Tidak Terbiasa dengan Ketinggian

Meski kamu atlet lari, bukan berarti tubuhmu siap menghadapi ketinggian tanpa adaptasi.

Cara Ampuh Cegah Altitude Sickness Gunung

Agar pendakianmu tetap aman dan menyenangkan, ikuti panduan pencegahan berikut ini.


1. Lakukan Akklimatisasi Sebelum Puncak

Akklimatisasi adalah proses membiarkan tubuh beradaptasi secara bertahap dengan ketinggian.

Tipsnya:

  • Naik perlahan dan beristirahat setiap kenaikan 500 mdpl.
  • Camp di ketinggian menengah sebelum lanjut summit.
  • Gunakan sistem “climb high, sleep low”: naik lebih tinggi lalu turun sedikit untuk tidur.

2. Jaga Hidrasi dan Nutrisi

Dehidrasi memperparah efek altitude sickness. Tapi jangan asal minum.

Tips:

  • Minum air putih 3–4 liter per hari.
  • Hindari alkohol, kopi, dan minuman manis berlebihan.
  • Konsumsi makanan tinggi karbohidrat kompleks (seperti oatmeal, roti gandum).

3. Atur Ritme Jalan: Jangan Ngebut!

Terlalu semangat di awal bisa bikin kamu tepar sebelum sampai puncak.

Tips:

  • Gunakan metode “rest step” untuk jalan stabil di tanjakan curam.
  • Dengarkan tubuh, jangan paksakan naik kalau sudah pusing atau mual.
  • Ikuti ritme paling lambat di rombongan untuk meminimalisir tekanan.

4. Bawa Obat Pencegah Altitude Sickness

Ada beberapa obat yang bisa membantu tubuh mengatasi perubahan tekanan udara.

Tips:

  • Konsultasikan dengan dokter soal penggunaan acetazolamide (Diamox).
  • Bawa oksigen portable sebagai tindakan darurat.
  • Siapkan minyak kayu putih, jahe, atau madu sebagai penghangat dan penenang alami.

5. Kenali dan Tanggap Saat Muncul Gejala

Deteksi dini bisa menyelamatkanmu dari risiko yang lebih berat.

Tips:

Turunlah ke ketinggian lebih rendah minimal 500 meter.

Jangan abaikan pusing atau mual, meskipun ringan.

Jika gejala makin berat, jangan lanjut naik!

Checklist Praktis Sebelum Mendaki di Atas 3.000 mdpl

ChecklistSudahBelum
Latihan fisik 1–2 minggu sebelum naik?
Cek kondisi kesehatan secara menyeluruh?
Bawa air minum minimal 2 liter/hari?
Siapkan logistik makanan sehat?
Bawa obat atau oksigen darurat?
Sudah tahu rute dan tempat akklimatisasi?
Punya leader atau pemandu berpengalaman?

FAQ: Seputar Altitude Sickness Gunung

Q: Apakah semua orang pasti kena altitude sickness di atas 3.000 mdpl?
A: Tidak semua, tapi siapa pun berisiko. Bahkan pendaki berpengalaman pun bisa kena jika tidak melakukan akklimatisasi.

Q: Kalau saya pernah kena altitude sickness, apakah akan selalu kambuh?
A: Tidak selalu, asalkan kamu melakukan persiapan dan akklimatisasi dengan benar.

Q: Lebih baik naik cepat agar cepat turun, atau pelan-pelan tapi lama?
A: Lebih baik pelan-pelan. Naik cepat justru bikin risiko altitude sickness lebih besar.

Q: Bolehkah mendaki saat sedang flu atau kelelahan?
A: Sangat tidak disarankan. Kondisi tubuh yang tidak fit memperbesar risiko.

Q: Apakah oksigen portable bisa membantu?
A: Bisa membantu sementara, tapi solusi utama tetap turun ke ketinggian yang lebih rendah.

Yuk, Persiapkan Pendakianmu Bareng Jalak Lawu Backpacker!

Altitude sickness memang bisa mengganggu, tapi dengan persiapan matang dan pendampingan yang tepat, kamu bisa menikmati keindahan gunung tinggi tanpa drama.

Yuk, pendakianmu jadi lebih aman dan nyaman bersama Jalak Lawu Backpacker! Kami siap mendampingi mulai dari edukasi, logistik, sampai pemandu berpengalaman untuk semua gunung di atas 3.000 mdpl seperti:

  • Gunung Semeru
  • Gunung Lawu
  • Gunung Rinjani
  • Gunung Sumbing dan Sindoro
  • dan banyak lagi!

Ingin tahu lebih banyak soal tips mendaki aman, jalur pendakian Gunung Lawu, dan cerita pendaki lainnya? Baca juga artikel-artikel berikut:

#altitudesickness #pendakiangunung #jalaklawubackpacker #gunungindonesia #safetyfirst #mendakigunung #tipsmendaki

Împărtășește-ți dragostea
Chaddam Mabrur
Chaddam Mabrur
Articole: 84

Lasă un răspuns

Adresa ta de email nu va fi publicată. Câmpurile obligatorii sunt marcate cu *


Stay informed and not overwhelmed, subscribe now!